Page Nav

HIDE

Ads Place 30 OKT 2024 - 28 NOV 2024

Kisah Indonesia dan Korea dalam Ingatan Kedua Negara

Ekspresi dalam tarian Gang - Gang Suwol-le. Foto : Berita24/Rizqa Fajria Berita24 - Indonesia dan Korea ternyata memiliki kedek...


Ekspresi dalam tarian Gang - Gang Suwol-le. Foto : Berita24/Rizqa Fajria

Berita24 - Indonesia dan Korea ternyata memiliki kedekatan yang menarik dan membekas di ingatan keduanya sehingga kenangan – kenangan tersebut disajikan dalam sebuah Pameran Seni Rupa Kontemporer dengan tajuk Kisah Dua Kota : Arsip Naratif dari Ingatan di Galeri Nasional Indonesia Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. 

“Pameran ini bercerita tentang Arsip Naratif antara Korea dengan Indonesia, ini juga bercerita tentang kaitan antara kedua negara tersebut sih, isinya juga tentang budaya Indonesia dan budaya Korea, seperti ada Tarian Gang – Gang Suwol-le dan Budaya Batik,” Ujar Tim Pameran Galeri Nasional Indonesia, Sissy. 

Kisah ini dimulai dari Budaya Korea, di ruang pertama pengunjung disuguhi  sebuah layar lebar yang menayangkan tarian masyarakat agraris Korea di masa lampau. Tarian tersebut tidak dibawakan oleh orang – orang Korea, melainkan dari komunitas dari Jatiwangi. 

Tarian yang dikenal dengan Gang-Gang Suwol-le memperlihatkan Hui (kegembiraan), Ro (kemarahan), Lak (kepuasan), Ae (cinta), Oh (kebencian), dan Yuk (Keserakahan) dari masyarakat Korea yang digambarkan lewat daun – daun yang dibuat sedemikian rupa untuk menggambarkan emosi – emosi tersebut. 

Para penari yang memakai daun – daun yang menunjukkan emosi tersebut menari dengan pola lingkaran seraya bergandengan tangan sebagai bentuk penghargaan terhadap hasil panen. 

Pameran yang di kuratori Sunyoung Oh ini tidak hanya menampilkan seni media , seperti video dokumenter atau yang lainnya, melainkan juga arsip – arsip tulisan berupa kliping majalah atau koran yang memuat informasi tentang hubungan Indonesia dan Korea. 

Seperti yang di tampilkan di ruangan kedua, disediakan dua buah televisi yang dimasing – masing televisi disediakan earphone yang menayangkan tentang Diplomasi Bunga dan Penanda Duka, di dinding juga di tempel kliping dari surat kabar dan tulisan tentang penjelasan sejarah hubungan Presiden Soekarno dan Kim Il Sung yang ditata dengan cantik sehingga menjadi karya seni yang apik dan menarik.

Diplomasi Bunga, tayangan Arsip Nasional RI yang berisi tentang kunjungan Perdana Menteri Korea Kim Il Sung ke Indonesia pada April 1965 dan diajak oleh Presiden Soekarno ke Kebun Raya Bogor. Di Kebun Raya, Presiden Soekarno menunjuk salah satu bunga anggrek yang kemudian ia beri nama Kim Il Sung dan bunga tersebut diberikan kepada Kim Il Sung untuk dibawa ke Korea Utara dan menjadi simbol persahabatan kedua negara saat itu. 

Tayangan tersebut juga berisi tentang Sun Day, Kimilsungia Festival di tahun  2006 untuk memperingati hari kelahiran Kim Il Sung, dan disana terpajang Foto Presiden Soekarno saat memberikan bunga anggrek kepada PM Kim Il Sung di Bogor. Bunga – bunga anggrek berkelopak ungu yang indah itu, tumbuh bermekaran menghiasi kimilsungia festival di Korea Utara. 

Bunga Mata Uang. Foto : Berita24/Rizqa Fajria
Penanda Duka, tayangan yang dibuat untuk para pekerja migran yang hilang di lautan. Tayangan jni berisi orang – orang yang menyatakan pendapatnya tentang makna dari setiap air laut, salah satu diantaranya berkata “air laut adalah simbol dari ketenangan dan dari mereka yang hilang dan mati terbawa ombak”. 

Selain Penanda Duka, ada pula Bunga Mata Uang, ditampilkan dilayar yang besar bunga yang dirangkai dari kelopak – kelopak tangan buruh migran Indonesia di Korea Selatan yang mengalami kecelakaan dampak permanen. Tangan – tangan mereka dihiasi luka. – luka yang beberapa diantaranya ditutupi perban dengan kuku yang menghitam.

Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini  

Penulis : Rizqa Fajria

Ads Place