Ekspresi dalam tarian Gang - Gang Suwol-le. Foto : Berita24/Rizqa Fajria Berita24 - Indonesia dan Korea ternyata memiliki kedek...
Ekspresi dalam tarian Gang - Gang Suwol-le. Foto : Berita24/Rizqa Fajria |
Berita24 - Indonesia dan Korea
ternyata memiliki kedekatan yang menarik dan membekas di ingatan keduanya
sehingga kenangan – kenangan tersebut disajikan dalam sebuah Pameran Seni Rupa
Kontemporer dengan tajuk Kisah Dua Kota : Arsip Naratif dari Ingatan di Galeri
Nasional Indonesia Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
“Pameran ini bercerita
tentang Arsip Naratif antara Korea dengan Indonesia, ini juga bercerita tentang
kaitan antara kedua negara tersebut sih, isinya juga tentang budaya Indonesia
dan budaya Korea, seperti ada Tarian Gang
– Gang Suwol-le dan Budaya Batik,” Ujar Tim Pameran Galeri Nasional
Indonesia, Sissy.
Kisah ini dimulai dari
Budaya Korea, di ruang pertama pengunjung disuguhi sebuah layar lebar yang menayangkan tarian
masyarakat agraris Korea di masa lampau. Tarian tersebut tidak dibawakan oleh
orang – orang Korea, melainkan dari komunitas dari Jatiwangi.
Tarian yang dikenal dengan
Gang-Gang Suwol-le memperlihatkan Hui
(kegembiraan), Ro (kemarahan), Lak (kepuasan), Ae (cinta), Oh (kebencian), dan
Yuk (Keserakahan) dari masyarakat Korea yang digambarkan lewat daun – daun yang
dibuat sedemikian rupa untuk menggambarkan emosi – emosi tersebut.
Para penari yang memakai
daun – daun yang menunjukkan emosi tersebut menari dengan pola lingkaran seraya
bergandengan tangan sebagai bentuk penghargaan terhadap hasil panen.
Pameran yang di kuratori
Sunyoung Oh ini tidak hanya menampilkan seni media , seperti video dokumenter
atau yang lainnya, melainkan juga arsip – arsip tulisan berupa kliping majalah
atau koran yang memuat informasi tentang hubungan Indonesia dan Korea.
Seperti yang di tampilkan
di ruangan kedua, disediakan dua buah televisi yang dimasing – masing televisi
disediakan earphone yang menayangkan
tentang Diplomasi Bunga dan Penanda Duka, di dinding juga di tempel kliping
dari surat kabar dan tulisan tentang penjelasan sejarah hubungan Presiden
Soekarno dan Kim Il Sung yang ditata dengan cantik sehingga menjadi karya seni
yang apik dan menarik.
Diplomasi Bunga, tayangan
Arsip Nasional RI yang berisi tentang kunjungan Perdana Menteri Korea Kim Il
Sung ke Indonesia pada April 1965 dan diajak oleh Presiden Soekarno ke Kebun
Raya Bogor. Di Kebun Raya, Presiden Soekarno menunjuk salah satu bunga anggrek
yang kemudian ia beri nama Kim Il Sung dan bunga tersebut diberikan kepada Kim
Il Sung untuk dibawa ke Korea Utara dan menjadi simbol persahabatan kedua
negara saat itu.
Tayangan tersebut juga
berisi tentang Sun Day, Kimilsungia Festival di tahun 2006 untuk memperingati hari kelahiran Kim Il
Sung, dan disana terpajang Foto Presiden Soekarno saat memberikan bunga anggrek
kepada PM Kim Il Sung di Bogor. Bunga – bunga anggrek berkelopak ungu yang
indah itu, tumbuh bermekaran menghiasi kimilsungia festival di Korea Utara.
Bunga Mata Uang. Foto : Berita24/Rizqa Fajria |
Penanda Duka, tayangan yang dibuat untuk para pekerja migran yang hilang di lautan. Tayangan
jni berisi orang – orang yang menyatakan pendapatnya tentang makna dari setiap
air laut, salah satu diantaranya berkata “air laut adalah simbol dari
ketenangan dan dari mereka yang hilang dan mati terbawa ombak”.
Selain Penanda Duka, ada
pula Bunga Mata Uang, ditampilkan dilayar yang besar bunga yang dirangkai dari
kelopak – kelopak tangan buruh migran Indonesia di Korea Selatan yang mengalami
kecelakaan dampak permanen. Tangan – tangan mereka dihiasi luka. – luka yang
beberapa diantaranya ditutupi perban dengan kuku yang menghitam.
Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini
Penulis : Rizqa Fajria