Page Nav

HIDE

Ads Place 30 OKT 2024 - 28 NOV 2024

Kitab Visual Ianfu dalam Naungan Dolorosa Sinaga

Dolorosa Sinaga. Foto : Berita24/Rizqa Fajria Berita24 - Dolorosa Sinaga, perupa perempuan yang karyanya sudah terkenal di se...


Dolorosa Sinaga. Foto : Berita24/Rizqa Fajria

Berita24 - Dolorosa Sinaga, perupa perempuan yang karyanya sudah terkenal di seluruh dunia, seniman feminis yang selalu menonjolkan sisi dramatis di setiap karyanya ini bercerita tentang pameran seni rupa kontemporer dengan tema Kitab Visual Ianfu di Somalaing Art Studio, kediamannya. 

Sesuai tema, pameran ini berkisah tentang Ianfu, tragedi di masa lalu yang beruhubungan dengan penjajahan Jepang terhadap kaum perempuan. Tentang sejarah yang tak pernah tertulis di buku sejarah.

Kisah perbudakan yang biasa tertulis dan dibahas di buku sejarah selalu Romusha, kerja rodi yang diberlakukan saat itu. Tapi Ianfu? Apa pernah kita mendengarnya? Siapa atau apa  Ianfu sebenarnya? 

Ianfu adalah sebutan kegiatan perbudakan seks yang dilakukan oleh militer / serdadu Jepang kepada perempuan – perempuan di negara jajahannya, termasuk Indonesia. Berasal dari kata Ian yang berarti kenyamanan / kesenangan dan fu yang artinya perempuan. 

Dolorosa menjelaskan, perbudakan seks ini dilakukan secara terorganisir, Jepang memang membuatkan asrama perempuan agar perempuan – perempuan yang ada didalamnya dapat melayani tentara mereka. 

Jepang bahkan memfasilitasi asrama tersebut dengan dokter yang memeriksa perempuan secara rutin agar bersih dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Tidak ada catatan yang pasti terkait korban Ianfu, namun jumlahnya berkisar 45.000 hingga 90.000 perempuan. 

Menurut kesaksian korban ianfu yang diceritakan Dolorosa, dalam satu hari mereka menjadi budak seks selama dua sesi, dan setiap sesi ada 5 sampai 6 tentara yang harus mereka layani. 

Dolorosa dan tim perupa serta Komite Ianfu Indonesia, menggelar pameran Ianfu juga dengan tujuan agar kisah Ianfu bisa terdengar oleh generasi muda, agar lebih banyak orang yang juga ikut peduli dengan kisah mereka yang diabaikan negara.

Masa penjajahan memang selalu menghadirkan kisah pilu, namun yang lebih pilu adalah ketika kebenaran tentang suatu peristiwa yang terjadi dalam skala besar, dibungkam dan diabaikan oleh mereka yang tahu dan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. 

Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini 

Penulis : Rizqa Fajria

Ads Place