Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang membicarakan tentang ideologi Pancasila di Gedung MPR RI, Jakarta Pusat. Berita24.com - Ketua MPR R...
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang membicarakan tentang ideologi Pancasila di Gedung MPR RI, Jakarta Pusat. |
"Pancasila bukanlah agama baru, melainkan ideologi yang berasal dari kandungan bangsa Indonesia. Intisari Pancasila digali oleh Bung Karno dengan melihat kehidupan sosial masyarakat dan berbagai ajaran agama yang hidup di Indonesia. Karenanya, tak mengherankan walaupun disini hidup lebih dari satu agama, seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, serta berbagai aliran kepercayaan, namun penduduknya tetap toleran," ujar Bamsoet dalam konferensi pers di press room MPR RI, Jakarta, Selasa (25/2).
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, selain mengadakan pertemuan dengan Mr. Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, MPR RI juga akan memfasilitasi penyelenggaraan seminar internasional tentang Islam yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Berkaca pada kondisi masyarakat Indonesia yang hampir 90 persennya beragama Islam, namun tak pernah memaksakan apalagi menyalahgunakan agama sebagai sumber pertikaian dan peperangan. Wajah penduduk muslim Indonesia bisa dijadikan role model bagi wajah muslim dunia.
"Seminar internasional tentang Islam rahmatan lil alamin yang baru pertama kali diselenggarakan MPR RI ini merupakan langkah strategis bagi MPR RI menembus kancah internasional. Sekaligus mengimplementasikan tujuan bernegara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," papar Bamsoet.
Dalam seminar internasional tersebut, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, MPR RI akan mengundang berbagai lembaga keagamaan. Antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), serta berbagai tokoh agama dan cendikiawan yang concern terhadap kebangsaan, kemajemukan dan keagamaan.
"Indonesia merupakan surga kemajemukan dunia. Disini hidup dengan damai 1.340 suku bangsa, enam pemeluk agama, serta beragam aliran kepercayaan. Jika Indonesia saja bisa, berbagai negara bangsa yang notabene luas wilayah dan keanekaragaman penduduknya lebih kecil, seharusnya juga bisa. Nilai-nilai Pancasila yang berketuhanan, pengakuan terhadap hak asasi manusia (HAM), persatuan, kedaulatan rakyat, serta keadilan sosial, harus kita sebarkan ke berbagai penjuru dunia untuk mewujudkan dunia yang lebih damai, lebih toleran, dan berkemajemukan," pungkasnya.