Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Wakil Menteri LHK : Poin-Poin Pengendalian Karhutla Harus Diperhatikan Saat Ini

Berita 24 Indonesia - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menjadi narasumber di acara Forum Merdeka Barat 9 Jaka...


Berita 24 Indonesia - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menjadi narasumber di acara Forum Merdeka Barat 9 Jakarta, yang diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 2021 lalu. 

Dalam acara tersebut Wamen Alue menghimbau kembali arahan dari Presiden RI Jokowi pada Rakornas Pengendalian Karhutla di Istana Negara, yakni untuk pengendalian karhutla memiliki beberapa poin yang harus di perhatikan. 

Pertama, prioritaskan upaya pencegahan melalui deteksi dini yaitu monitoring area rawan hotspot dan pemantauan kondisi harian di lapangan, kedua infrastruktur monitoring dan pengawasan harus sampai ke bawah dengan melibatkan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Desa dalam penanganan karhutla serta mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi terus menerus kepada masyarakat,

Kemudian yang ketiga cari solusi yang permanen agar korporasi dan masyarakat membuka lahan dengan tidak membakar, keempat penataan ekosistem gambut, kelima jangan biarkan api membesar dan harus tanggap jangan lambar, dan yang keenam lakukan langkah penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi, berikan sanksi tegas dan efek jera

" Sekarang kita harus laksanakan rapat koordinasi bulanan untuk penanggulangan karhutla yang melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah . " Kata Wamen Alue Dohong tertulis didalam siaran pers PPID MENLHK, Jum'at (4/6/2021).

Berdasarkan pengalaman pasca tahun 2015, terdapat tiga klaster utama yang menjadi startegi permanen dalam pengendalian karhutla. 

Klaster pertama pengendalian operasional dalam sistem satgas terpadu di tingkat wilayah yang diperkuat dengan masyarakat peduli api (MPA), kedua dilakukan dengan analisis iklim dan rekayasa hari hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC), ketiga pembinaan tata kelola lanskap, khususnya dalam ketaatan pelaku/konsesi, praktir pertanian, dan penanganan lahan gambut.

Lalu di tahun 2021 TMC telah melakukan di provinsi Riau dan Kalimantan barat dengan menghasilkan presentase penambahan curah hujan periode Maret hingga April 2021, di Riau presentasi berkisaran 33 hingga 64%, penambahan curah hujan dilokasi penyemaian awan sekitar 194.3 Juta, sedangkan di daerah Kalimantan Barat presentase berkisaran 7 hingga 44 %, penambahan curah hujan penyemaian awan sekitar 191.6 Juta. 

" Koordinasi ini sangat penting, seperti sharing data dan informasi misalnya data prediksi jumlah hari tanpa hujan dan kekeringan dari BMKG " Ujarnya. 

Menurut data dari Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), KLHK menunjukan bahwa jika menggunakan baseline di tahun 2015, maka di tahun 2016-2019 luas karhutla di Indonesia mengalami penurunan.

Di tahun 2016 terjadi penurunan mencapai 83%, 2017 turun 94%, 2018 turun 80%, 2019 turun 37%, dan di tahun 2020 turun menjadi 89%.

(Foto : PPID.MENLHK)

Reponsive Ads