Berita 24 Indonesia - Program vaksinasi Jepang mendapat kan masalah serius ketika laporan kontaminasi dalam pasokan vaksin Covid-19 Mode...
Kontaminasi pertama dilaporkan distributor lokal Moderna,
Takeda Pharmaceutical Co, pada 16 Agustus. Hal itu menyebabkan ditemukannya 39
botol berisi bahan asing yang semuanya
berasal dari lot yang
sama sekitar 570.000 dosis.
Pada 26 Agustus, Jepang mengatakan bahwa, sebagai tindakan
pencegahan, telah menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis Moderna yang dikirim
ke 863 pusat vaksinasi di seluruh negeri.
Menurut Kementerian
Kesehatan zat hitam
ditemukan di jarum suntik dan botol serta zat merah muda di jarum suntik lainnya.
Pusat vaksinasi di prefektur Okinawa melaporkan menemukan
kontaminan dari lot keempat 3005293 dan di prefektur Gunma dekat Tokyo dari lot 3005236.
Pemerintah daerah untuk sementara menghentikan penggunaan
lahan yang terkena dampak dari Okinawa dan Gunma. Kemudian, kementerian
kesehatan dan Takeda mengatakan tidak ada masalah keamanan dan tidak diperlukan
penangguhan penggunaan.
“Kasus-kasus Okinawa mungkin disebabkan oleh jarum yang
dimasukkan secara tidak benar ke dalam botol atau mematahkan sumbat karet,”
kata Menteri Kesehatan Norihisa Tamura kepada wartawan.
Kontaminan yang memicu penangguhan tiga lot pertama diyakini
sebagai partikel logam, kata penyiar publik NHK, mengutip sumber kementerian
kesehatan.
Kementerian belum secara resmi mengidentifikasi partikel,
menunggu penyelidikan oleh Takeda, Moderna, dan mitra manufaktur kontrak
Spanyol Rovi.
Rovi yang mengemas vaksin Moderna untuk pasar selain Amerika
Serikat mengatakan bahwa batch
tersebut didistribusi hanya di Jepang. Korea
Selatan, yang juga menerima vaksin Moderna tidak terpengaruh.
Pekan lalu, regulator obat-obatan Uni Eropa mengatakan
sedang menyelidiki insiden itu tetapi penilaian awal tidak menghasilkan alasan
untuk mencari penangguhan sementara produksi.
Sumber: Reuters
Tags:
Vaksin Moderna, Vaksinasi di Asia, Vaksin AstraZeneca, Vaksin Sputnik.