Berita 24 Indonesia - Pengunjuk rasa yang turun ke jalan-jalan Bangkok pada Selasa, (11/8) di tengah kemarahan masyarakat atas gagalnya pen...
Bentrokan antara
polisi dan demonstran meledak ketika masyarakat enggan untuk dibubarkan ketika
polisi menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet untuk menghentikan
mereka dan membubarkannya.
Berdasarkan
laporan dari Kepolisian Thailand, setidaknya enam petugas polisi terluka dalam
bentrokan dengan satu petugas ditembak di kaki dan tiga lainnya terkena pecahan
peluru dari bom rakitan. Jumlah pengunjuk rasa yang terluka tidak diketahui
tetapi enam pengunjuk rasa telah ditangkap.
“Tindakan
pengunjuk rasa menunjukkan niat untuk merusak properti pemerintah dengan
membakar dua pos polisi serta melukai petugas polisi.” Kata Piya Tavicha, wakil
kepala polisi Bangkok, mengatakan kepada wartawan.
Mereka juga
melakukan aksi di beberapa gedung yang terkait dengan pendukung Prayuth untuk
berpidato dan menyerukan pengunduran diri dan menuduh pemerintah salah
mengelola pandemi serta menyalahgunakan kekuasaannya untuk membungkam kritik.
“Pemerintah
tidak memiliki kemampuan untuk mengelola negara, dan hanya melihat kepentingan
elit. Jika situasinya tetap seperti ini, maka kita dapat mengharapkan negara
ini menghadapi bencana yang tidak dapat dihindari.” Kata Benja Apan, seorang
aktivis mahasiswa, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan dari atas truk di
Bangkok.
Gerakan protes yang dipimpin pemuda Thailand tampaknya mendapatkan kembali momentum
setelah demonstrasi tahun lalu menarik ratusan ribu orang sebelum tindakan
keras oleh pihak berwenang.
Para
pengunjuk rasa juga menuntut reformasi monarki dengan mempertaruhkan tuntutan
di bawah undang-undang lese majeste tentang penghinaan atau pencemaran nama
baik raja, ratu, pewaris dan bupati dengan hukuman 15 tahun penjara.
Sumber:
Reuters
Tags:
Demonstran Anti-Pemerintah, Pemerintah Gagal Menangani Pandemi, Pemerintah Thailand.