Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Peneliti di Singapura Olah Kulit Durian Menjadi Perban

Berita 24 Indonesia - Para ilmuwan Nanyang Technological University (NTU) di Singapura men gubah limbah makanan termasuk kulit durian yan...


Berita 24 Indonesia - Para ilmuwan Nanyang Technological University (NTU) di Singapura mengubah limbah makanan termasuk kulit durian yang dibuang menjadi perban gel antibakteri.

 

Profesor William Chen, direktur program ilmu dan teknologi pangan NTU mengatakan kulit buah durian yang membentuk lebih dari setengah komposisi durian biasanya dibuang dan dibakar, sehingga berkontribusi pada limbah lingkungan.

 

Di Singapura, kami mengonsumsi sekitar 12 juta durian per tahun, jadi selain dagingnya, kami tidak bisa berbuat banyak tentang kulit dan bijinya dan ini menyebabkan pencemaran lingkungan.” Kata William Chen.

 

Mereka memprosesnya dengan cara mengekstrak bubuk selulosa dari kulit buah setelah diiris dan dikeringkan, kemudian dicampur dengan gliserol. Campuran ini menjadi hidrogel lunak, yang kemudian dipotong menjadi strip perban.

 

Chen menambahkan bahwa teknologi tersebut juga bisa mengubah limbah makanan lainnya, seperti kacang kedelai dan biji-bijian bekas menjadi hidrogel. Hal ini juga membantu dalam mengendalikan limbah makanan negara.

 

Para peneliti mengatakan menggunakan bahan limbah dan ragi untuk perban antimikroba lebih hemat biaya daripada produksi perban konvensional yang sifat antimikrobanya berasal dari senyawa logam seperti ion perak atau tembaga.

 

Dibandingkan dengan perban konvensional, perban organo-hidrogel juga mampu menjaga area luka lebih dingin dan lembab yang dapat membantu mempercepat penyembuhan.

 

Seorang pedagang grosir durian, Tan Eng Chuan mengatakan bahwa ia setidaknya menghabiskan 30 peti durian atau sekitar sehari 1.800 kg selama musim durian. Bisa memanfaatkan bagian buah yang dibuang merupakan inovasi yang berguna dimasa depan.

 

Sumber: Reuters

 

Tags: Pengolahan Limbah Makanan, Limbah Kulit Buah, Pencemaran Lingkungan.

Reponsive Ads