Berita 24 Indonesia - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menjadi pembicara dalam acara gelaran kader bangsa followship program (KBFP). Da...
Dalam acara tersebut Menang menyampaikan mengenai pentingnya toleransi dan moderasi dalam memperkuat negara bangsa.
Lanjutnya moderasi dan toleransi secara subtansi tidak jauh berbeda, karena bertujuan untuk mengarahkan perilaku beragama, umat beragama di Indonesia untuk berada di jalur tengah atau moderat.
" Kita akui ada fakrta dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang memaknai agama itu di satu sisi sangat ekstream dengan tidak mentolelir orang yang berbeda keyakinan agama dengannya. Bahkan dengan jamak kita temukan orang dengan mudah mengatakan bahwa orang yang berbeda dengan itu dianggap musuh, dan oleh karena itu harus diperangi secara ideologi dan politik " Kata Menang dalam acara KDFP, Kamis (7/10/2021).
Menang menambahkan di sisi lain terdapat sekelompok orang yang skeptis dengan agama dan merasa tidak perlu lagi ada agama.
" Kelompok ini memandang agama sebagai jalan buntu dari pada jalan keluar " Tambahannya.
Moderasi Beragama menurut Menag mencari titik temu antara kelompok yang sangat ekstream dan kelompok yang sangat lunak.
Maksudnya adalah dengan keduanya dapat dipertemukan ditengah sehingga merasakan bahwa agama sangat penting dan perlu.
" Seorang umat beragama boleh berkeyakinan kuat dan merasa agamanya paling benar. disaat yang sama mesti menghargai keyakinan orang yang berbeda agama dan keyakinan dengannya " Ujarnya.
Kementerian Agama dalam hal tersebut sudah melakukan banyak langkah dalam mengkampanyekan moderasi beragama melalui transformasi digital.
" Kemenag sudah melakukan banyak langkah dalam transformasi digital atas pelayanan yang dilakukan secara konvesional, termasuk mengkampanyekan moderasi beragama melalui sebuah aplikasi yang dalam waktu dekat ini akan diluncurkan " Ungkapnya.
Dengan upaya ini,Menang mengatakan umat beragama akan bisa menjalani kehidupan beragama lebih baik dari sebelumnya.
(Sumber : Kementerian Agama RI)
