Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Besok! Presiden China dan Presiden AS Akan Melakukan Pertemuan Secara Virtual Membahas Permasalahan Taiwan

Besok! Presiden China dan Presiden AS Akan Melakukan Pertemuan Secara Virtual Membahas Permasalahan Taiwan/Reuters: Carlos Garcia Rawlins. B...

Besok! Presiden China dan Presiden AS Akan Melakukan Pertemuan Secara Virtual Membahas Permasalahan Taiwan/Reuters: Carlos Garcia Rawlins.



Berita 24 Indonesia
- Presiden China Xi Jinping diperkirakan akan melakukan pertemuan secara virtual pertamanya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk memperingatkan AS agar 'mundur' dalam masalah Taiwan.

Pertemuan dengan Presiden China dan Presiden Amerika Serikat dijadwalnya pada Selasa pagi waktu Beijing dan Senin malam di Washington.

Dilansir dari reuters, pada pertemuan tersebut terdapat gesekan antara negara dalam permasalahan diantaranya perdagangan, teknologi. 

Xinjiang dan terutama Taiwan sebuah pulang yang memiliki pemerintahan sendiri diklaim oleh China.

Pada media China Daily mengatakan Xi akan memberi kesan kepada Biden bahwa Beijing bertekad untuk mewujudkan reunifikasi nasional di masa mendatang tidak peduli biayanya.

Kemudian pihak media China Daily pun diberi pengarahan oleh pihak berwenang tentang isu-isu penting  seperti China-AS.

" Pertanyaan Taiwan adalah garis merah utama China, dan mengurangi risiko tabrakan strategis antara China-AS, yang terakhir harus mengambil langkah mundur dari pertanyaan Taiwan dan menunjukkan pengekangannya " Tertulis di media Global Times, Senin (15/11/2021).

Lalu dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Sabtu kemarin, diplomat senior China Wang Yi memperingatkan kepada Washington agar tidak mengirimkan sinyak yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan Taiwan.

Menanggapi hal tersebut, beberapa ahli mengatakan bahwa penekanan China pada Taiwan di tengah-tengah gesekan lainnya mencerminkan keengganannya untuk terlibat konflik bersenjata dengan Amerika Serikat, termasuk mengirim pesawat dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya ke zona pertahanan udara Taiwan.

" Para pemimpin China sadar bahwa China belum menyelesaikan modernisasinya dan masih menghadapi banyak tantangan dalam ekonomi domestiknya " Kata Li Mingjiang, profesor school of internasional studies di Singapura.

 Li Mingjiang menambahkan perang bisa sangat mengganggu modernisasi ini dan mengembalikan kebangkitanya.

" China juga tidak memiliki keyakinan penuh bahwa mereka dapat mengamankan kemenangan militer yang jelad pada tahap ini " Tutur  Li Mingjiang.



(Sumber : Reuters)

Reponsive Ads