Webinar we-talkshow the series ke-19 , Diplomasi RI Di Kawasan Pasifik: Refleksi dan Proyeksi/ Kementerian Luar Negeri Berita 24 Indonesia...
 |
| Webinar we-talkshow the series ke-19 , Diplomasi RI Di Kawasan Pasifik: Refleksi dan Proyeksi/ Kementerian Luar Negeri |
Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang politik, hukum, dan keamanan, Duta Besar Tri Tharyat dalam sambutannya mengatakan pasifik memiliki sejumlah arti bagi Indonesia yaitu kawasan timur Indonesia dan pasifik memiliki kemiripan dan kedekatan dari aspek budaya, etnis, dan sosio-ekonomi.
" Indonesia dan pasifik memiliki prioritas yang selaras seperti di bidang SDGs, perikanan, konektivitas, lingkungan, dan perubahan iklim, Ujarnya dalam sambutan, dikutip dari laman resmi kemlu.
Acara we-talkshow the series ini menghadirkan 3 akademisi dan intelektual yang mendalami dinamika dan perkembangan di Papua dan kawasan pasifik, yaitu; Gabriel Lele dari Universitas Gajah Mada, Elvira Rumkabu dari Universitas Cendrawasih, dan Marinus Yaung dari Universitas Cendrawasih.
Jalannya webinar ini dipandu oleh Direktur kerja sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika, Witjaksono Adji.
Dalam diskusi webinar ini memiliki arti penting dan potensi Pasifik serta memproyeksikan penguatan diplomasi Indonesia, terutama dalam menerjemahkan visi Indonesia di kawasan yaitu " Pacific Elevation".
Kemudian diskusi ini sebagai salah satu kesimpulan yang mengemuka adalah pentingnya upaya penyelesaian isu domestik, sebagai dasar untuk pelaksanaan kebijakan luar negeri.
Kemudian ditekankan pula pentingnya engagement dengan berbagai kelompok masyarakat Papua, dan berbagai kelompok non-pemerintah yang ada di kawasan Pasifik.
Lalu disampaikan pula dalam diskusi ini juga apresiasi diplomasi Indonesia di kawasan Pasifik yang semakin meningkat, meluas, dan kuat.
Dilansir dari Kemlu.go.id, kegiatan ini juga merupakan salah satu cerminan habit of dialog dan keterbukaan Kementerian Luar Negeri untuk berdiskusi dna menampung masukan dari para pemangku kepentingan termasuk akademisi dan masyarakat madani.
(Sumber : Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)
