Page Nav

HIDE

Ads Place

Terjadi Kecurangan Saat Seleksi CPNS 2021, Syamsurizal : Saya Merasa Prihatin Melihat Kondisi Ini

Terjadi Kecurangan Saat Seleksi CPNS 2021, Syamsurizal  : Saya Merasa Prihatin Melihat Kondisi Ini/Ilustrasi CPNS Berita 24 Indonesia -  Te...

Terjadi Kecurangan Saat Seleksi CPNS 2021, Syamsurizal  : Saya Merasa Prihatin Melihat Kondisi Ini/Ilustrasi CPNS



Berita 24 Indonesia
Terjadi kecurangan di 9 titik lokasi dalam menyelenggarakan seleksi kepada calon pegawai negeri sipil (PNS) 2021. Peserta yang melakukan kecurangan ada 225 peserta.

Hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Syamsurizal sangat menyesalkan. Laporan ini beredar di media dan masyarakat. 

" Saya merasa prihatin melihat kondisi dari pada penyelenggara seleksi CPNS 2021. Sangat disesalkan dan disayangkan kecurang bisa terjadi " Ucapnya dilansir dari laman resmi parlementaria.

Syamsurizal mengatakan nilai dari kejujuran belum menjadi nilai yang universal yang diberlakukan di Indonesia. 

" Kecurangan selalu mencari-cari tempat untuk terus berulang, modus yang dilakukan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab " Lanjutnya.

9 titik lokasi mandiri yang terindeksi kecurangan adalah berada di Kabupaten Buol (Aula BKPSDM Buol), Kabupaten Enrekang (Aula Kantor Bupati Enrekang), Kabupaten Mamuju (Gedung PKK Provinsi Sulawesi Barat), BKN Lampung (Aula Makorem 043 Garuda Hitam), dan Kabupaten Mamasa (Aula SMKN 1 Mamasa). 

Kemudian di Kabupaten Sidenreng Rappang (Ruang Pola Kantor Bupati Sidenreng Rappang), Kabupaten Luwu (Aula Lagaligo Kantor Bupati Luwu), Kabupaten Buton Selatan (Gedung Baruga Buton Selatan), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Sulawesi Selatan (Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar).

Selain itu, Komisi III DPR RI menilai kecurangan yang dilakukan ini saat mengikuti test seleksi kemampuan dasar pada tahun 2021 lalu disesalkan.

Mengingat jumlah yang ikut seleksi tidak banyak. Menyikapi hal tersebut, Komisi III DPR RI berharap untuk adanya perlindungan semacam keamanan dari sistem computer assisted test (CAT) yang diterapka untuk mengatisipasi terjadinya kecurangan, seperti pada 9 titik lokasi tersebut. Untuk kedepannya tidak ada lagi yang melakukan kecurangan.

" Pasalnya kami mempunyai tanggung jawab moril terhadap penerimaan calon CPNS, yang diharapkan peserta yang lulus harus memiliki kualitas yang baik dalam bekerja, sesuai formasi yang di pilihnya, serta menjadi PNS yang memiliki tujuan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, menjadi orang yang berkualitas dalam proses penyelenggaraan negara. Karena itu tahu persis bahwa PNS yang dibina oleh Kementerian PAN-RB sebagai salah satu dari pada mitra kita, untuk itu Komisi III DPR RI mempunyai tanggung jawab secara moril " Pungkas Syamsurizal.

Kemudian Syamsurizal melihat indikator kecurangan yang terjadi dengan bermacam-macam modus seperti ada yang membocorkan soal, ditemukan aplikasi remote access yang kemudian dilakukan forensik oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Lebih lanjut, bahkan latar belakang foto peserta saat pelaksanaan ujian yang terekam di sistem CAT BKN menunjukkan bahwa peserta berada di tempat yang berbeda dengan lokasi ujian asli, dan tidak mengenakan masker. Oleh karena itu, melihat situasi dan kondisi kecuruangan seperti ini sangat disayangkan.

 

“Kita berharap ke depan hal seperti ini tidak terjadi lagi. Karena kita berharap CPNS ke depan yang akan mengikuti seleksi sebagaimana yang diatur dalam UUD ASN pasal 62 bahwa siapa saja yang lolos menginginkan kualitas yang baik, tidak ada pembebasan seleksi jika ingin masuk CPNS. Komisi II akan tekankan semua harus sesuai aturan yang sudah berlaku. Tidak adalagi  kebocoran atau kecurangan dalam penerimaan CPNS, seperti sekarang yang kita ketahui kebocoran yang paling banyak yakni di Sulawesi Selatan. Ke depan tentunya kita berharap penyelenggaraan seleksi CPNS perlu ditingkatkan dan Komisi II akan mencari celah kelemahan-kelemahan selama ini menjadi hambatan. Untuk itu, Komisi II akan melakukan kerja sama dengan BSSN, serta meminta ketegasan dari Badan Kepegawaian Nasional yang notabane penyelenggaraan CPNS tidak lepas dari tanggung jawab moril mereka,” tegas Syamsurizal.

Pada hal yang sama, anggota Komisi II DPR RI Jacki Uly mengatakan untuk mengantisipasi kecurangan di berbagai daerah perlu adanya sumber daya manusia yang cukup, serta  yang mengerti dan menguasai ilmu komputer atau IT.

Lanjut Jacki dengan adanya pegawai yang menguasai IT, politisi Partai NasDem itu berharap kecurangan yang terjadi saat ini tidak terulang dan ini menjadi catatan bagi penyelenggaraan panitia seleksi CPNS.

Di sisi lain, dalam pertemuan ada usulan untuk melaksanakan atau mengadakan seleksi CPNS di tingkat lokal dengan satu arah yakni diselenggarakan hanya di pusat saja, tidak lagi dengan titik lokasi mandiri yang di selenggarakan masing-masing per instansi.

 “ Saya rasa dengan cara seperti itu bagus, tidak lagi terpisah-pisah penyelenggaraan ada di satu pintu yakni di pusat, BKN per regional. Dengan seperti itu diharapkan dapat mencegah kecurangan dalam penyelenggaraan seleksi CPNS, dan bisa menjadi salah satu jalan keluar, agar ke depannya seleksi CPNS bisa lebih baik lagi tanpa adanya kecurangan yang berulang,” harap Jacki.

 

 

Sumber : Parlementaria

 




Ads Place